Rabu, April 08, 2009

Pemilik Cintaku Setelah Allah & Rasul *Baru*

Fatimah Syarha Mohd Noordin
RM12.00
Telaga Biru Sdn Bhd

Novel ringkas ini mengisahkan perjalanan hidup seorang wanita yang sangat berhati-hati dalam menetapkan pasangan hidupnya. Keimanan yang tinggi dan kepercayaan yang menyeluruh terhadap Islam membuatkan beliau menggunakan segala pendekatan Rasulullah s.a.w. untuk hanya menerima pasangan hidup yang benar-benar dapat mendidik beliau dan keluarga ke jalan rahmat. Berkat kesabarannya itu, beliau akhirnya berjaya menemui pemilik cintanya, setelah Allah dan Rasul.

Beli di:
http://www.telagabiru.net.my

Jumaat, April 03, 2009

Dahsyatnya Kesabaran Para Ulama



Menuntut ilmu memang membutuhkan kesabaran. Tanpa hal itu, tentu banyak orang yang akan mengalami kegagalan untuk meraup ilmu yang berlimpah. Dan, para ulama yang kapabilitas keimuannya tak diragukan lagi, telah membuk­tikan peran ‘kesabaran’ sebagai elemen penting dalam thalabul ‘ilmi.

Buku yang ada di hadapan anda ini menyajikan sebuah potret bercahaya tentang kesabaran para ulama dalam mencari ilmu. Dengan membaca ini, semoga nilai kesabaran yang terpancar dari kehidupan para ulama itu menjadi support yang besar bagi kita untuk belajar sabar dalam menghadapi romantika kehidupan. Terutama saat mengalami kondisi getir yang tidak mengenakkan.

Anda akan berdecak kagum menyimak rentetan kisah-kisah yang dipaparkan dalam buku ini. Betapa sebuah kemuliaan itu tidak akan bisa tergenggam dengan hidup bersantai-santai dan meninggalkan kerja keras. Termasuk untuk meraih ilmu. Segudang kesabaran mesti disiapkan, agar Allah memahamkan kita tentang ilmu-ilmu agama. Selamat membaca!

“Kisah tentang para ulama dan kebaikan2 mereka lebih aku sukai daripada banyak masalah fiqih, sebab kisah mengandungi tata cara sebuah kehidupan.” (Imam Abu Hanifah)

“Seseorang tidak akan merasakan nikmatnya ilmu sebelum ia lapar dan melupakan rasa laparnya.” (Imam Az-Zahabi)

Semoga aku bertemu dengan orang yang bertemu dengan Nabi saw atau salah seorang sahabat Nabi saw.” (Amir bin Syarahil Al-Kufi Al-Hamdani)

Imam Asy-Sya’bi pernah ditanya dari manakah beliau mendapatkan semua ilmu ini.?
Dia menjawab: “Dengan tidak berpeluk tubuh, selalu berjalan dibumi, selalu bersabar seperti kesabaran benda mati dan selalu berangkat di awal waktu seperti berangkatnya seekor burung gagak.”

Antara salah sebuah kisah dalam buku ini:

Imam Bukhari Sering Terjaga dari Tidurnya Untuk Menulis Ilmu.
Dari Ibnu katsir berkata di dalam kitabnya Al-Bidayah wan Nihayah, Jilid XI:25, tentang biografi Imam Bukhari, pemuka kaum beriman dalam bidang hadis. “Dia melakukan perjalanan kepada guru2 hadis di kota2 yang memungkinkan baginya untuk mendapatkannya. Dia menulis hadis dari seribu orang guru.

“Imam Bukhari ra pernah bangun dari tidurnya di suatu malam. Dia pun menyalakan lampu dan mencatat ilmu yang terlintas di benaknya, lalu ia mematikan lampu kembali. Kemudian, ia bangun lagi dan melakukan hal yang sama. Demikianlah, sampai hal itu terjadi lebih kurang dua puluh kali.

Kitab ini dibahagikan kepada 6 bab besar:
1.Saat menempuh perjalanan jauh untuk mencari ilmu
2.Saat tidur tak teratur dan jiwa enggan bersantai-santai
3.Mereka bersabar menghadapi kerasnya hidup dan pedihnya kemiskinan
4.Betapa pedihnya menahan lapar dan haus
5.Saat kehabisan bekalan dan tak memiliki pakaian
6.Mereka kehilangan kitab dan kadang terpaksa menjualnya

Akhir kata sebuah kitab yang sarat dengan biografi para2 ulama dalam usaha meraih ilmu.

Karena Ilmu Mereka Rela Membujang

Syeikh Abdul Fattah Abu Ghuddah
RM19.80

Zamzam

Memilih hidup membujang karena ingin berkonsentrasi menggeluti ilmu merupakan sebuah pilihan hidup yang luar biasa. Desah-desah syahwat yang pada sebagian orang justru men­jadi raja yang menguasai hati, berhasil terpinggirkan karena dominasi cinta terhadap ilmu yang begitu menggumpal dalam relung-relung hati. Itulah sebuah catatan indah yang pernah tergoreskan dalam sejarah hidup sebagian para ulama sebagai pewaris para nabi. Imam Nawawi, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah dan Imam Ath-Thabari termasuk sebagian ulama yang ‘berijtihad’ terhadap diri mereka sendiri untuk tidak menikah karena ilmu. Dan sekali lagi, ini merupakan sebuah pilihan hidup yang luar biasa!

Buku yang ada di hadapan Anda ini memang sangat istimewa bagi para pembaca. Karena, pembahasan yang disajikan di dalamnya cukup unik dan langka. Belum banyak para ulama lain yang tertarik untuk membahas tema ini. Dan, di sinilah letak keistimewaan buku ini. Membacanya akan menjadi motivasi ‘dosis tinggi’ bagi kita, untuk secara serius mengkaji ilmu-ilmu dien.

Penulis buku ini tidak bermaksud mempropagandakan ‘hidup membujang’ sebagai sebaik-baik pilihan. Penulis hanya ingin membeberkan di hadapan para pembaca sebuah potret menakjubkan tentang semangat membara para ulama dalam menggeluti ilmu-ilmu dien. Sehingga, agar diri mereka dapat berkonsentrasi dalam menggenggam pena, mereka rela untuk tidak menikah. Subhanallah! Selamat membaca!

Beli di:
http://www.fajarilmubaru.com.my

Sungguh Mengagumkan Manajemen Waktu Para Ulama



Waktu adalah nikmat Allah yang begitu agung bagi umat manusia. Banyak di antara manusia yang terperdaya, sehingga menganggap waktu seperti angin lalu, tak memiliki peran apa-apa dalam kelangsungan hidup mereka. Hanya orang yang ‘sadar’ saja yang benar-benar mengerti arti sebuah waktu.

Berbeda halnya dengan para ulama yang memiliki predikat ‘pewaris para nabi’. Mereka benar-benar potret manusia luar biasa dalam mengelola hidupnya, terutama dalam memenej waktunya, sehingga setiap detik waktu yang ia miliki akan berbuah selaksa manfaat. Setiap relung-relung hidup mereka senantiasa memancarkan sejuta kebaikan. Dalam benak mereka, seluruh bentuk kebaikan berpangkal dari waktu. Barangsiapa yang menyia-nyiakannya, maka ia tak akan pernah menuai kebaikan.

Dalam buku ini, Syeikh Abdul Fattah mencuba mengetengahkan pernik-pernik kehidupan para ulama, terutama dari sisi manajemen waktu mereka yang begitu mengagumkan. Mereka benar-benar mengoptimalkan waktu mereka untuk ilmu. Saat makan, berjalan dan mandi pun mereka masih sempat mendalami berbagai ilmu. Bahkan, saat ajal menjemput, ada di antara mereka yang masih membahas berbagai masalah agama.

Semoga dengan kehadiran buku ini akan mampu menyadarkan kita semua tentang urgensi waktu yang kita miliki. Semoga kita mampu meneladani manajemen waktu para ulama. Bacalah buku ini, dan Anda akan mengatakan, “Sungguh mengagumkan manajemen waktu para ulama.”

Beli di:
http://www.fajarilmubaru.com.my