Isnin, Oktober 05, 2009

Perjalanan Meminang Bidadari: Kisah Nyata Para Syuhada Abad Baru

Herry Nurdi
RM26.50
Cakrawala Publishing

Di dalam buku ini diceritakan bahawa Hasan al-Banna sudah hafal al-Quran sejak usia 14 tahun. Ia sering menjadi maah termuda solat subuh di masjid pad
a saat itu. Bahkan, ia yang berkeliling dari pintu ke pintu membangunkan orang-orang untuk solat subuh di masjid. Ia menjadi siswa terbaik di SMU nya pada saat itu. Ia gemar menulis sejak kecil. Dan satu hal yang tidak lazim dilakukannya ketika masih duduk di bangku sekolah mu’alimin. Ia mengenakan baju panjang jubah, berserban putih dan hanya memakai sandal. Dengan bangga ia mengatakan, hendak mengikuti sunnah, ingin seperti Nabi.

Sedang Sayyid Qutb telah hafal al-Quran di usia 10 tahun. Ia adalah seorang yang melampau zamannya. Dialah pengarang buku fenomenal Fi Zilal Al-Qur’an (Di bawah Lindungan l-Quran) yang dikarangnya pada saat ia di penjara dan Ma’alim Fi At-Thariq (Petunjuk Jalan). Berkali-kali masuk penjara. Dan harus tewas di tiang gantungan karna ia berani menentang penguasa tiran pada saat itu, Gamal Abdul Nasser.

Dan yang lebih mencengangkan lagi adalah pemuda yang bernama Yahya Ayyash, ia telah hafal al-Quran sejak usia 6 tahun. Menakjubkan. Orang ini tak banyak bicara. Lebih banyak diam. Namun memiliki embrio kecerdasan tingkat tinggi. Kepalanya siap menerima frekuensi ilmu berapapun. Ialah lelaki yang dijuluki seribu wajah. Karna ia bisa menyamar menjadi apapun, bisa menyelinap batasan apapun lalu menitipkan sebuah bom dan dalam hitungan detik akan merenggut nyawa musuh-musuh Palestin. Ia ahli pula dalam hal merakit bom. Israel sering dibuat kalang kabut oleh helahnya. Namun, ia mati di usia muda akibat helah keji Izrael.

Dan satu lagi yang tak kalah menakjubkannya. Kenal kan dengan Syeikh Ahmad Yasin? Lelaki berkerusi roda yang lumpuh total namun penuh karismatik itu. Dialah pemimpin HAMAS. Melawan kepongahan Israel melalu kerusi roda. Namun, dialah orang yang mampu membuat Israel tak nyenyak dalam tidurnya. Dialah pengobar api jihad di Palestin. Pengobar gerakan Intifada yang masih bisa kita lihat hingga saat ini. Namun apa daya. Diapun harus mati dalam perjuangannya. Israel membutuhkan roket-roket ganas untuk membunuhnya. Membunuh seorang datuk tua yang lumpuh total, namun penuh dengan kemuliaan hidup.

Nah teman, bagi anda yang ingin mencari semangat dari perjuangan heroik manusia-manusia mulia ini, maka disarankan untuk membaca buku ini. Insya Allah bisa menambah semangat kita dalam berjuang di jalan Allah asalkan kita mahu untuk meneladani apa-apa yang telah di lakukan oleh pendahulu-pendahulu kita.

Antara tokoh-tokoh syuhada yang terdapat di dalam buku ini:

1. Dzokhar Dudayev, “Para ibu akan merasa merugi jika tidak mengeluarkan anak seperti Dzokhar Dudayev dari rahimnya”

2. Ibnul Khattab, “Lelaki yang sangat merindukan surga”

3. Syamil Basayev, “Menyusul kaki yang menunggu di taman surga”

4. Hasan al-Banna, “Guru Para Syuhada”

5. Sayyid Qutb, “Lelaki yang bersyahadat dengan hidupnya”

6. Syeikh Abdullah Yusuf Azzam, “Lelaki yang menjadikan jihad sebagai urusan keluarga”

7. Yahya Ayyash, “Pemuda permata hati para bidadari”

8. Syeikh Ahmad Yasin, “Pemilik kursi roda yang menggelorakan jiwa”

9. Abdul Aziz Rantisi, “Aku memilih mati di depan Apache”

10. Khalid Islambouli, “Lelaki yang meminang bidadari”

Beli di:
Fajar Ilmu Baru

Dua Pendidik Sejati

Abdul Qadir bin Umar Mauladdawilah
Pustaka Basma

Habib Abdullah bin ‘Abdul Qadir bin Ahmad BalFaqih al-’Alawi adalah ulama yang masyhur alim dalam ilmu hadits. Beliau menggantikan ayahandanya Habib ‘Abdul Qadir bin Ahmad BalFaqih sebagai penerus mengasuh dan memimpin pesantren yang diasaskan ayahandanya tersebut pada 12 Rabiulawal 1364 / 12 Februari 1945 di Kota Malang, Jawa Timur.

Pesantren yang terkenal dengan nama Pondok Pesantren Darul Hadits al-Faqihiyyah Ahlus Sunnah wal Jamaah. Pesantren ini telah melahirkan ramai ulama yang kemudiannya bertebaran di segenap pelusuk Nusantara. Sebahagiannya telah menurut jejak langkah guru mereka dengan membuka pesantren-pesantren demi menyiarkan dakwah dan ilmu, antaranya ialah Habib Ahmad al-Habsyi (PP ar-Riyadh, Palembang), Habib Muhammad Ba’Abud (PP Darun Nasyi-in, Lawang), Kiyai Haji ‘Alawi Muhammad (PP at-Taroqy, Sampang, Madura) dan ramai lagi.

Bapak dan anak sama-sama ulama besar, sama-sama ahli hadits, sama-sama pendidik ulung dan bijak. Merekalah Habib Abdul Qadir dan Habib Abdullah. Masyarakat Malang dan sekitarnya mengenal dua tokoh ulama yang sama-sama kharismatik, sama-sama ahli hadits, sama-sama pendidik yang bijaksana.

Mereka adalah bapak dan anak: Habib Abdul Qadir Bilfagih dan Habib Abdullah bin Abdul Qadir Bilfagih. Begitu besar keinginan sang ayah untuk “mencetak” anaknya menjadi ulama besar dan ahli hadis – mewarisi ilmunya. Buku ini berusaha untuk menguak sedikit atsar dan biografi dari kedua tokoh tersebut.

Secangkir Hikmah

Abdul Qadir bin Umar Mauladdawilah
Pustaka Basma

Kekuatan kata-kata mampu membangkitkan seseorang dari koma yang panjang, begitu kata orang bijak. Memang sebuah kata positif dapat memberikan secercah sinar terang di tengah kegelapan. Apalagi bila kata-kata itu terucap dari lisan ulama dan orang-orang shalih. Kata mutiara, hikmah, nasehat serta motivasi tersebut dapat membangkitkan semangat serta fikiran untuk giat dalam berbuat kebajikan.

Buku ini berisi kumpulan kata mutiara dan motivasi hikmah dari para Sahabat Nabi saw, auliya’, ulama, dan shalihin sebagai pedoman dalam kehidupan. Semua nasehat yang mereka ucapkan bersumber dari Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah saw.

Di dalam buku ini terdapat nasehat, antara lain: Sayyidina Abubakar Ash-Shidiq, Sayyidina Umar bin Khattab, Sayyidina Usman bin ‘Affan, Sayyidina Ali bin Abi Thalib, para Sahabat Nabi saw, para ahli hikmah, para tokoh-tokoh sufi, para salafunasshalihin, para imam madzhab, para tokoh Auliya’ Hadramaut dari kalangan Ba’alawi, diantaranya: Asy-Syeikh Abubakar bin Salim, Al-Habib Abdullah bin Alawi Al-Haddad, Al-Habib Ali Al-Habsyi, Al-Habib Ahmad bin Hasan Al-Attas, dan masih banyak lagi. Hingga para tokoh Auliya’ Negeri ini, diantaranya: Al-Habib Abdullah bin Muhsin Al-Attas, Al-Habib Alwi bin Muhammad bin Thohir Al-Haddad, Al-Habib Abdul Qadir Bilfaqih, Al-Habib Shaleh Tanggul, dan masih banyak lagi. Serta kami tampilkan pula nasehat dari ulama zaman ini Al-Habib Umar bin Hafidz dari Tarim, Hadramaut, dan lain-lainnya.
Dalam kenyataannya, kata-kata hikmah tersebut diyakini dapat memberikan motivasi serta dampak psikologis yang mengarahkan seseorang kepada satu tujuan. Motivasi dapat membuat keadaan dalam diri individu muncul, terarah serta dapat membuat perilaku semakin berkualitas dan bermutu. Di dalam setiap perbuatan manusia, sudah pasti terdapat motivasi yang melatar belakanginya sebagai landasan kenapa perbuatan itu dilakukan. Dan motivasi yang positif akan mengarahkan seseorang menuju kesuksesan hidup di dunia dan di akhirat kelak.

Kenapa hanya Secangkir? Bukanlah ilmu, hikmah serta nasehat para Sahabat Nabi saw, para auliya’, ulama dan shalihin sangatlah luas dan bagaikan laut yang tak bertepi? Nah, justru itulah jawabannya... Buku ini hanyalah secangkir dari luasnya ilmu, hikmah dan nasehat mereka.

Buku ini lebih istimewa karena di dalamnya di selingi dengan foto-foto bersejarah yang ada kaitannya dengan kata-kata hikmah tersebut, di samping agar pembaca tidak cepat bosan, di tampilkannya foto-foto tersebut juga bertujuan agar kita tahu dan menambah kecintaan kita kepada para pewaris Nabi saw ini. Kutipan-kutipan hikmah dalam buku ini juga dapat dijadikan bahan referensi bagi para pengkhutbah, motivator, trainer maupun orang-orang yang ada kaitannya deng public relation.

Antara kata-kata hikmah yang terdapat dalam buku ini:

- "Cermin dan panutan umat Islam adalah Nabi Muhammad." (Imam Ghazali)

- "Semua para wali di angkat oleh Allah karena hatinya yang bersih, tidak sombong, tidak dengki dan selalu rendah diri." (Habib Abdullah bin Muhsin Al-Attas Keramat Empang, Bogor)

- “Guru yang paling bertakwa adalah Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasalam. Sebagaimana sabda Rasulullah: “Aku di didik oleh Tuhanku dengan sebaik-baiknya didikan.” (Habib Abdullah bin Muhsin Al-Attas Keramat Empang, Bogor)

Seluk Beluk Arwah Menurut Al-Quran & As-Sunnah

Majdi Muhammad Asy-Syahawi
RM21.50
Inas Media